Kisah Ummu Sulaim, dan  7 putranya yang Semua Hafidz al-Qur’an
2 mins read

Kisah Ummu Sulaim, dan  7 putranya yang Semua Hafidz al-Qur’an

Dikisahkan dalam kitab Ihyaulumuddin karya Imam Ghazali, seorang perempuan yang tabah dalam melewati banyak ujian dalam keluarganya. Ummu Sulaim bercerita tentan dirinya dan keluarganya: Dulu Putraku meninggal, dan suamiku Abu Thalhah sedang tidak ada di rumah. Kemudian saya  sendiri yang mengkafani jasadnya itu di rumah.

Selang beberapa saat kemudian suamiku Abu Thalhah pulang dan dia sedang berpuasa. Saat itu dia belum tahu kabar tentang anaknya, saya menyiapkan menu berbuka untuknya, setelah maghrib tiba, dia makan dan sambil menanyakan anaknya itu, “Bagaimana  keadaan anak laki-laki kita”.

Saya berkata padanya,“Alhamdulillah dan atas karunia-Nya, sekarang dia dalam keadaan paling tenang, malam mini dia tidak rewel sedikitpun”.

 Kemudian saya berdandan secantik mungkin di depannya, yang belum pernah saya berdandan seperti itu sebelumnya, kemudian dia melampiaskan hajatnya padaku, seraya ku katakan padanya, “Apakah Kamu akan heran juga dengan tetangga kita?”, Suamiku berkata, “Kenapa dengan mereka?”.

Baca Juga

Saya katakan padanya, “Mereka kuberikan pinjaman barang, namun setelah aku minta dikembalikan barang itu dari mereka, kemudian mereka mengeluh tidak sabar, seakan tidak terima saya ambil kembali”. Dia suamiku menimpali, “Amat tidak baik sikap mereka.” Suami Ummi Sulaim berkata demikian, karena dia sadar bahwa barang yang diminta oleh istrinya adalah titpan, yang dia berhak mengambilnya.

Selanjutnya aku berkata pada suamiku, “Anakmu itu kan juga titipan dari Allah , Allah telah mengambilnya Kembali titipa-Nya”. Karena keadaan Abu Thalhah sudah tenang, habis makan dan setelah dilayani oleh Istrinya, mendengar kabar wafat putranya dia tabah, memuji Allah ﷻ dan menjucapkan  “انا لله وانا اليه راجعون Sungguh kita milik Allah dan akan Kembali pada-Nya”.

Besok harinya dia suamiku menghadap kepada Rasulullah ﷺ dan bercerita tentang keluarga dan anaknya, kemudian Nabi berdoa,

اللهم بارِكْ لَهم في ليلتهم

“Semoga Allah memberikan keberkahan malam itu.”

Kemudian yang mengisahkan kisah ini (Ubaydah bin Rifaah) menambahkan ceritanya bahwa di kemudian hari, Ummu Sulaim dikaruniai banyak keluarga dan anak cucunya berjumlah tuju semuanya penghafal al-Qur’an. Jabir meriwayatkan bahwa Nabi bersabdah, “Saya bermimpi masuk surga dan saya melihat Ummu Sulaim Istri Abu Talhah.

Hikmah Kisah

Dibalik kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran bagaimana ketabahan Ummu Sulaim saat putranya meninggal, hal ini juga tidak terlepas dari keimanannya yang sudah dipupuk terus dengan akhlaknya pada suami dan ibadahnya pada Allah, Suaminya yang Shaleh berpuasa. Semoga keluarga kita diberika ketabahan dalam melewati ujian Amin, tidak ada ujian yang abadi di dunia, sebagaimana Bahagia juga tidak akan abadi selam di dunia, kedua-duanya silih berganti. Namu kita harus yakin, dibalik besarnya ujian, ada pahala dan hadia besar dari Allah yang sudah disiapkan bagi mereka yang sabar. Wallhu A’lam.[1]


[1] Imam al-Ghazali, Ihyaulumiddin juz 4 Dar al-Minhaj hal 250-251.

Author