Antara Sifat Qudrat dan Nasib Hamba
3 mins read

Antara Sifat Qudrat dan Nasib Hamba

Apakah Allah mampu mengubah nasib seseorang yang sudah diketahui oleh Allah bahwa orang tersebut akan mengalami kegagalan dalam hidupnya?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, alangkah baiknya membahas satu persatu dari kata yang sudah tertera dalam kalimat tanya tersebut.

Sifat qudrat merupakan sifat Allah yang fungsinya adalah mewujudkan. Sedangkan obyek atau sasaran dari sifat Qudrat ini adalah segala sesuatu yang mungkan, dengan artian mungkin ada dan mungkin tidak ada, sehingga sesuatu yang pasti ada dan pasti tidak ada tidak bisa menjadi obyek  qudrat.

Nasib atau kondisi merupakan sesuatu yang mungkin, dengan artian kondisi seperti gagal atau sukses merupakan hal yang mungkin terjadi pada seseorang. Dibalik kegagalan seorang, disana terdapat kemungkinan akan merasakan kesuksesan, dibalik kesuksesan seseorang, disana terdapat kemungkinan kegagalan.

Sedangkan ilmu Allah merupakan sifat yang berfungsi mengungkap segala sesuatu. Allah mengetahui segala sesuatu sebelum sesuatu tersebut ada. Seandainya disaat jam 03:30 WIB kita membaca Al-quran, maka sebelum waktu ini, bahkan sebelum kita diciptkan, Allah sudah mengetahui bawa kita pada jam 03:30 akan membaca Al-Quran. Sehingga, segala kejadian yang terjadi di dunia ini tidak akan luput dari pengetahuan Allah SWT.

Kembali kepada pertanyaan; Apakah Allah mampu mengubah nasib seseorang yang sudah diketahui oleh Allah bahwa orang tersebut akan mengalami kegagalan dalam hidupnya?

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan dua sudut pandang:

  1. Jika ditinjau dari berubahnya nasib menjadi sukses itu sendiri, dengan artian tanpa meninjau terhadap pengetahuan Allah, maka jawabannya adalah sangat mampu; karena kaedahnya ialah: selama hal tersebut merupakan sebuah kemungkinan maka pastilah menjadi obyek kemampuan Allah, sedangkan berubahnya nasib menjadi sukses merupakan hal yang mungkin, maka berubahnya nasib menjadi sukses merupakani obyek kemampuan Allah.
  2. Jika ditinjau dari pengetahuan Allah bahwa nasib gagal tersebut tidak bisa berubah, maka jawabannya tidak bisa menggunakan narasi “mampu atau tidak mampu”, karena kaidah yang perlu di ingat ialah: obyek Qudrat hanya sesuatu yang memiliki potensi terjadi atau tidak terjadi (mungkin ada atau tidak ada) sedangkan segala sesuatu yang sudah diketahui oleh Allah bahwa akan terjadi sedemikian rupa atau terjadi dengan kenyataan tertentu, seperti manusia sudah diketahui oleh Allah bahwa akan gagal dalam hidupnya, maka berubah menjadi sukses merupakan kemustahilan, karena jika dalam kenyataan manusia tersebut sukses otomatis pengetahuan Allah yang terdahulu bukan merupakan sebuah pengetahuan melainkan sebuah kedunguan, dan sangat mustahil Allah memiliki sifat dungu. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa seseorang yang sudah diketahui oleh allah akan gagal dalam hidupnya, maka kesuksesan orang tersebut tidak menjadi oyek kemampuan Allah, karena kesuksesan disini meskipun secara asal merupakan kemungkinan namun menjadi mustahil karena meninjau terhadap ilmu Allah.

Kesimpulan

Kejadian yang tidak sesuai dengan pengetahuan Allah merupakan kemustahilan, sehingga tidak menjadi obyek dari qudrat. Jika narasi dari pertanyaan apakah mampu atau tidak mampu, maka jawabnya adalah: “narasi pertanyaan yang anda sajikan salah karena sesuatu yang mustahil tidak bisa menjadi obyek dari kemampuan, karena mustahil adalah sesuatu yang harus tidak ada, sedangkan sifat qudrat fungsinya mengadakan, bagaimana bisa diadakan sesuatu yang harus tidak ada?.

Author

One thought on “Antara Sifat Qudrat dan Nasib Hamba

Leave a Reply