Ilmu Kalam, Usuluddin, dan Ilmu Tauhid?
2 mins read

Ilmu Kalam, Usuluddin, dan Ilmu Tauhid?

Tentunya sudah sangat sering telinga kita mendengarkan istilah yang bernama dengan ilmu ushuluddin dan ilmu kalam atau ilmu tauhid, tiga nama ini sudah tidak asing di telinga siswa maupun mahasiswa, santri maupun non santri.

Untuk mengetahui alasan pemberian nama (kenapa dinamakan ilmu kalam, ilmu tauhid atau usuluddin), alangkah baiknya mengetahui definisinya terlebih dahulu.

Mengetahui bahwa Tuhan dan utusan itu ada dan mengetahui premis yang dapat melahirkan pengetahuan bahwa Allah itu dan dan utusan itu ada. Ini merupakan obyek atau definisi dari ilmu kalam, ilmu usuluddin, atau ilmu tauhid.

Baca Juga

Antara Sifat Qudrat dan Nasib Hamba

Maksud dari narasi “mengetahui premis yang dapat melahirkan pengetahuan bahwa Allah dan dan utusan itu ada” adalah seperti mengetahui bahwa alam merupakan sesuatu yang mungkin (dengan artian mungkin ada atau mungkin tidak ada). Berhubung alam pada saat ini (masa kita ini) ada, maka harus ada yang menjadikan unggul keberadaan alam dari ketiadaannya; karena mustahil keberadaan alam menjadi unggul dengan sendirinya dari ketiadaannya. Pengetahuan seperti ini merupakan bagian dari ilmu kalam atau usuluddin.

Namun sebagian ulama memberikan definisi berupa: ilmu yang bisa digunakan untuk menetapkan dan mengokohkan akidah keagamaan. Ilmu ini diperoleh atau dihasilkan dari dalil yang bersifat yakin

Ilmu yang membahas ini (mengetahui keberadaan Allah, utusan, dan mengetahui premis yang melahirkan pengetahuan bahwa Allah dan rasulnya itu ada atau definisi yang kedua) dinamakan dengan Ilmu usuluddin. Arti dari usuluddin adalah asal atau pondasi agama, sehingga sangat cocok dikatakan bahwa ilmu ini merupakan pondasi agama, karena keberagamaan seseorang akan runtuh jika tidak faham akan ilmu ini (maksudnya tidak mengetahui bahwa Allah ada dan Rasulullah ada).

Ilmu ini dinamakan dengan ilmu kalam karena memiliki beberapa alasan:

  1. Karena para ahli ketika menyusun ilmu ini dirangkai bab per bab, dan setiap bab selalu memberikan judul “babul kalam…….(bab pembahasan…….)” karena inilah akhirnya terbiasa ilmu ini diberikan dengan nama ilmu kalam.
  2. Karena kelompok dzahiriyyah (tekstual) saat diajak mambahas ilmu ini selalu menjawab “ini merupakan ucapan (kalam) yang kita dilarang membicarakannya” sebab inilah, ilmu dikatakan dengan ilmu kalam.
  3. Karena perdebatan sangat banyak dalam persoalan sifat kalam Allah

Dan terkadang ilmu ini dinamakan dengan ilmu tauhid karena pembahasan wahdaniyat merupakan topik yang paling masyhur dalam fan ini.

Refrensi:

Syarh Ma’alimi Ushuliddin; Karya: Abu Abdillah Ay-Syarif At-Tilmisani Dan Tuhfatul Murid; Karya: Ibrahim Bin Muhammad Al-Baijuri

Author

Leave a Reply