Ngaji Tafsir Surah al-Nisa` 35-36
Ngaji Tafsir Surah al-Nisa` 35-36: Perintah Al-Qur’an agar kita berusaha menjaga hubungan baik (اِحْسَانْ ) dengan 9 orang terdekat, siapa saja mereka?
Ada sembilan orang terdekat yang secara khusus disebutkan dalam al-Qur’an, agar kita berusaha menjaga hubungan baik dengan mereka, sabar atas kekurangan mereka dan menata niat untuk kebaikan mereka. Ulama mengatakan dalam syairnya:
وَأَرْضِهِمْ مَا دُمْتَ فِي أَرْضِهِمْ : وَدَارِهِمْ ما دُمْتَ فِيْ دَارِهِمْ
“Tanamkan kebahagiaan pada mereka selama tinggal dilingkungannya: Jagalah hubungan baik dengan mereka selama anda tinggal bersama”
Tips agar kita mampu menjaga hubungan baik dengan orang terdekat kita adalah dengan tidak mudah melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukannya, belajar memaafkannya, tutup kesalahannya dengan mengingat-ingat kebaikan yang pernah mereka lakukan untukmu dan lupakan kesalahannya seakan-akan mereka tidak pernah melakukan kesalahan itu. Allah berfirman:
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
“Janganlah mudah melupakan kebaikan antara kamu”
فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًاۗ
Potongan ayat ini menjelaskan tentang kisah suami istri yang dalam situasi tertentu bertengkar, beradu mulut, namun apabila istri atau suami yang bersalah sudah ada indikasi kembali (Insaf), Kembali taat dengan melaksanakan hak dan kewajibannya, maka tidak ada jalan untuk tidak memaafkanya, tidak ada jalan untuk mengungkit-ungkit kembali kesalahannya, mencela atau lainya. Imam Baydlawi menafsirkan ayat diaatas:
فأزيلوا عنهن التعرض واجعلوا ما كان منهن كأن لم يكن فإن التائب من الذنب كما لا ذنب له
Maka lupakan, jangan ungkit-ungkit atau jangan sindir pasanganmu (istri-istrimu atau suami-suamimu), seolah-olah mereka tidak bersalah sama sekali, karena memang seorang yang bertaubat seperti halnya orang yang tidak pernah bersalah disisi tuhannya.
اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Allah maha tinggi, maha besar, Dia kuasa untuk menyiksamu atas kesalahan-kesalahanmu daripada kamu menyiksa orang-orang bawahanmu yang menurutmu berbuat salah dan menurutmu tidak layak untuk dimaafkan. Allah maha kuasa untuk menghapus dosa-dosamu, maka ampuni orang-orang yang bersalah kepadamu, ampuni kesalahan pasanganmu. Jika anda senang apabila diampuni oleh Allah, maka belajarlah memaafkan kesalahan orang lain, Allah berfirman:
وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Hendaklah memaafkan, hendaklah berlapang dada, apakah kamu tidak senang apabila diampuni oleh Allah. Allah maha pengampun dan Allah maha penyayang.
Baca Juga
- Tafsir Surah al-Nisa 32: Obat Hati Yang Terjangkit Penyakit Hasud
- Alif Laam Miim : Sebuah Rasa yang Filosofis
- Hakikat Cinta dalam Perspektif Tafsir Asy-Sya’rawi
- Al-Quran dan Realitas Empiris : Upaya Mengambil Jalur Tengah dari Dua Metodologi Penafsiran
Tentunya kita ingin dimaafkan oleh Allah atas banyaknya kesalahan yang pernah dilakukan oleh kita, baik sengaja atau tidak. Apabila kita ingin diamaafkan makan belajarlah memaafkan, apabila kita ingin didengar maka belajarlah mendengar, apabila kita ingin dihormati maka belajarlah menghormati, apabila kita ingin dicintai maka belajarlah mencintai, karena belasan sejenis dengan amal.
Siapa 9 orang yang dimaksud, Allah Swt berfirman:
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Pertama: kedua orang tua الْوَالِدَيْنِ
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah mudah melupakan kebaikan anatara kamu dan orang tuamu
Kedua: kerabat ذِى الْقُرْبٰى
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah mudah melupakan kebaikan anatara kamu dan kerabatmu
Ketiga: anak yatim الْيَتٰمٰى
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu dan anak yatim yang terkadang mereka yang sudi membantu mengerjakan pekerjaan kecil dan karena melihat mereka kamu juga bisa bersyukur
Keempat: orang-orang miskin الْمَسٰكِيْنِ
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu dan orang-orang miskin yang terkadang mereka yang sudi membantu mengerjakan pekerjaan kecil yang tidak sempat kamu lakukan dan karena melihat mereka kamu juga bisa bersyukur
Kelima: tetangga dekat الْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu tetangga dekatmu yang terkadang mereka yang segera membantu dan menolong mu
Keenam: tetangga jauh الْجَارِ الْجُنُبِ
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu dan tetangga jauhmu yang terkadang mereka yang segera membantu dan menolong mu
Ketuju: teman belajar, rekan kerja, istri, teman diperjalanan dan kenalan dekat وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu dan orang dekatmu, rekan kerjamu, teman belajarmu, teman usahamu, teman ngajimu, teman mondokmu, karena bisa jadi kamu menjadi sukses seperti sekaran karena pernah mengenal mereka dan karena pengaruh mereka.
Kedelapan: orang yang dilihat lemah atau orang yang dalam perjalanan ابْنِ السَّبِيْلِۙ
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu dan teman perjalananmu, karena mudahnya perjalanan itu karena pertolongan teman, dan orang perjalanan Bersama teman itu jauh lebih ringan diabndingkan bepergian sendirian. Perhatian kepada orang yang dalam pernajalan akan mendapatkan balasan baik disaat kita dalam perjalanan.
Kesembilan: bawahan, pembantu مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْۗ
Janganlah melupakan kebaikan anatara kamu dan bawahanmu, kamu bukan atasan tanpa mereka, kamu tidak bisa melakukan segalanya tanpa mereka dan kamu bukan siapa-siapa, bukan atasan tanpa mereka, dan semua pekerjaamnu ada ditangan mereka.
Kesimpulan: jangan mudah lupa atas kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang-orang terdekat kita, orang-orang yang pernah hidup dengan kita, orang-orang yang pernah berjasa pada kita, insyaallah hubungan akan tetap terjaga. untuk mencapai maqam ini, maka pertama yang harus dilakukan adalah lembutkan hati kita dengan memperbanyak dzikir, berbagi (sedekah) dan tidak menambah dosa dengan sering ghibah atau lainnya. Wallahu A’lam.