Ramadhan dengan Segala Keistimewaannya
4 mins read

Ramadhan dengan Segala Keistimewaannya

Hai kawan,

Selamat menunaikan ibadah puasa.!

Puasa adalah ibadah rutinan dari Allah kepada manusia (muslim) setiap tahun. Puasa ramadhan merupakan ibadah yang tidak bisa digantikan oleh orang lain selama ia masih hidup. Selama 1 bulan lamanya perintah itu harus ditegakkan dengan menahan semua perkara yang dapat membatalkannya. Puasa itu adalah sebuah kewajiban dan melaksanakannya adalah bentuk pengabdian dan rasa syukur manusia kepada Tuhannya. Bagi seseorang yang hatinya ada iman, maka hadirnya puasa sangatlah membahagiakan. Dalam sabda Nabi, “barang siapa yang bahagia dengan masukkan bulan ramadhan, Allah haramkan jasadnya disentuh api neraka,”.

Lalu bagaimana tidak bahagia, dengan datangnya bulan suci ramadhan? Vibesnya saja sudah beda, perasaan dalam diri ini sudah riang gembira dan seterusnya. Tapi bagi orang yang hatinya tertutup, adanya bulan puasa ramadhan adalah sebuah ancaman dan berkeinginan dalam hatinya ramadhan cepat berlalu. Naudzubillah. Perintah puasa ini berdasarkan firman Allah dalam al-Qur’an.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah, 2:183).

Devinisi Puasa adalah menahan dari memasukkannya sesuatu yang sampai pada perut (atau menahan dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa) mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat mendekatkan diri kepada Allah (as-Showi, 116).

Baca Juga

Tuhan dan Ampunan-Nya kepada Seorang Pelacur

Puasa sendiri memiliki rahasia/keistimewaan yang sangat besar. Nabi bersabda dari Tuhannya, “setiap kebaikan akan diberi pahala 10 sampai 700 kali pahala, kecuali puasa, Akulah yang akan memberikan pahala kepadanya secara langsung.” Allah dalam Hadits Qursinya juga menyinggung bahwa, “Sesungguhnya  orang yang berpuasa itu meninggalkan hawa nafsu, makanan dan minuman karenaKu. Maka puasa itu untukKu dan Aku akan membalasnya.” Allah sendiri tidak menyebutkan setiap satu kali puasa atau sampai satu bulan akan memberikan pahala sekian dan seterusnya. Berarti pahala puasa ramadhan ini sangatlah dahsyat. Dengan catatan puasa itu diperuntukkan untuk Allah semata dan tidak bercampur dengan tujuan-tujuan lainnya.

Bagi saya (kita), hamba yang 11 bulan sebelumnya melakukan perbuatan yang kotor, bergelimangan dosa, dosa lisan, mata, telinga, tangan, kaki, farj dan seterusnya, bulan puasa adalah waktu yang tepat untuk mandi, mensucikan diri dengan kotoran dosa tersebut dengan cara puasa, baca al-Qur’an, dzikir, sholawat dan ibadah lainnya. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Belum tentu, kita yang merasakan bulan ramadhan kali ini bisa menyicipi bulan ramadhan yang akan datang. Yuk kita bersihkan diri. Bismillahirrahmanirrahim, menjemput, berkah, ampunan dan ridha Allah subhanahu wataala.

Dalam praktinya puasa itu ada dua, puasa fisik (badan) dan puasa non-fisik.

  1. Puasa fisik ranahnya adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, kentut di dalam air, muntah, murtad, onani, menghirup air, memasukkan air telinga, berhubungan intim, haid, nifas, dan mabuk(tanwirul qulub,228). Apabila salah satunya tersebut dilakukan, maka puasanya batal, begitu juga pahalanya. Kecuali lupa, semisal makan. Maka puasanya tidak batal.
  2. Sedangkan puasa non fisik adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan pahala puasa. Semisal sabda Nabi Muhammad, “lima hal yang dapat membatalkan pahala puasa, yaitu dusta, ghibah atau membicarakan keburukan orang lain, mengadu-domba sesama, bersumpah tapi dusta, dan melihat segala sesuatu yang dapat menimbukan syahwat. Tapi selain yang disebutkan dalam hadist tersebut, masih banyak lagi perkara yang dapat membatalkan pahala puasa.

Sedangkan puasa bila dilihat dari sisi derajatnya ada tiga.

  1. Puasanya orang awam (umum), yaitu seseorang menahan rasa lapar, dahaga, berhubungan intim dan seterusnya sebagaimana dijelaskan pada paragraf 1. puasa fisik.
  2. Puasanya orang khusus (derajatnya lebih tinggi), yaitu selain menahan dari segala hal yang membatalkan puasa, tapi juga menjaga telinga dari mendengarkan sesuatu yang tidak baik (semisal mendengarkan ghibah, suara desahan, dan lain-lain), memandang yang haram (semisal nonton porno, perempuan yang menimbukan syahwat, aurat wanita, dan lain-lain), menjaga lisan agar tidak berkata buruk atau menyakiti orang lain, menjaga tangan agar tidak bertindak diselain fungsi baiknya, menjaga kaki dari melangkah atau berbuat sesuatu yang diharamkan Allah dan menjaga seluruh anggota tubuh yang ada, agat tidak berbuat maksiat atau dosa.
  3. Puasanya orang yang lebih khusus (derajatnya lebih tinggi lagi), yaitu selain menjaga diri dari berbuat seperti poin 1 dan 2, juga sekiranya hatinya terjaga untuk tidak merasa lebih, merasa baik, perasaan buruk, riya. Ujub, berpikir tentang duniawi yang berlebihan, dan seterusnya(Asror siyam fi mukhtashor ihya’).

Bila kita introspeksi diri, kira-kira kalau menakar pada pembagian ketiga derajat tersebut, kita masuk yang mana? Apakah 1, 2 atau bahkan derajat yang paling tinggi, yaitu 3 atau malah sebaliknya. Silakan dijawab sendiri.

Semoga bermanfaat, Amin.

Author

One thought on “Ramadhan dengan Segala Keistimewaannya

Leave a Reply