Merebaknya Kasus Kekerasan Seksual, Kenapa?
Sebagai Negara yang mayoritas berpenduduk muslim dari jumlah besaran penduduk 270,20 juta jiwa yang tersebar di Nusantara. Tentu kasus kekerasan seksual pelegalan prostitusi atau lokalisasi merupakan sesuatu yang tidak wajar. Apalagi Indonesia yang memiliki dasar Negara pancasila dalam Sila pertama adalah Ketuhanan yang Maha Esa.
Jadi karena berke-Tuhanan yang maha Esa, berarti disitu ada norma-norma, aturan anjuran, perintah dan larangan. Salah satu larangannya adalah melegalkan lokalisasi. Maka perlu pemerintah lebih bijak lagi dalam membaca pergerakan social dan dampaknya di masa mendatang ini. Tidak cukup dengan melihat dari kaca mata orang lain tapi memang harus terjun langsung ke area yang rawan dijadikan sebagai tempat pelacuran yang dilarang oleh agama.. Apalagi ini menyangkut masa depan bangsa ini.
Jika ingin dikajia lebih dalam, alangkah baiknya tidak dilihat dari sisi seksualnya saja, tapi lebih kepada kenapa hal ini bisa terjadi. Perempuan-perempuan memasang harga sekian ratus ribu untuk mendapatkkan uang supaya ekonomi dirinya terbantu. Karena normalnya psk yang memasang harga tinggi mengorbankan harga diri, berarti masalah utamanya adalah kebutuhan hidupnya, bukan sekedar kenikmatan sesaat saja. Meskipun tidak bisa dibenarkan pula.
Tapi sebenarnya bukan itu masalah utamanya, akan tetapi kekerasan yang terjadi pada anak di bawah umur, kasus pemerkosaan kepada pelajar, dan lain sebagainya. Adanya kekerasan seksual ini cukup menghawatirkan bagi masyarakat. Tidak sedikit tempat tempat yang seharusnya menjadi tempat aman untuk berlindung diri dari kekerasan seksual malah sebaliknya, menjadi tempat yang menghawatirkan dan menakutkan.
Beberapa waktu lalu media memberitakan tentang kasus kekerasan yang dialami oleh seorang mahasiswi oleh salah satu dosennya, beberapa santri yang dihamili oleh guru ngaji, polisi terhadap istri tahanannya, pendeta terhadap jamaahnya, guru agama terhadap anak didiknya, pesilat senior terhadap juniornya, ketua cabang salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia terhadap kadernya dan yang lebih miris lagi adalah orang tua melecehkan anaknnya hingga hamil dan saudari oleh saudaranya hingga lahir seorang anak dari hubungan terlarangnya. Seorang ayah, guru, pendeta, senior, saudara, dan polisi yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan damai, dewasa ini telah dilunturkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sehingga wanita sekarang seakan-akan tidak memiliki tempat yang aman. Karena kejadian ini diluar nalar, dan seharusnya tidak terjadi.
Dari sederatan kejadian ini sangat memperihatinkan dan menjadi awal dari lahirnya stigma-stigma buruk dari masyarakat. Bisa dijadikan pelajaran buat kita semua untuk lebih bijak dan mawas diri menjadi manusia. Meskipun kasus ini pada kenyataannya tidak terjadi di semua tempat, namun kajadian ini sudah cukup memberikan citra buat lembaga-lembaga yang di anggap sebagai tempat aman dan tempat menimba pendidikan serta memberikan bocoran tentang ketidakamanan bagi anak-anak dimana mana.
Kasus ini merupakan kasus yang sangat krusial, dan harus mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk dimelakukan pencegahan baik secara internal kelembagaan maupun ekternal. Karena dampak dari kasus kekerasan seksual ini tidak main-main. Salah satu implikasi/dampak kekerasan seksual tersebut adalah:
- Kesehatan secara dhohirnya atau kesehatan pada fisiknya terganggu;
- Kesehatan pada psikologis anak akan terganggu, mentalnya akan down dan hal ini akan berdampak pada masa depan anak;
- Beban sosial yang akan menghantuinya, perasaan tidak aman, serta akan menjadi omongan banyak orang yang tidak akan berkesudahan;
- Dampaknya pula kepada pendidikan yang sedang iya tempuh, bisa dipastikan putus sekolah. Ditambah lagi jikalau anak itu hamil tidak akan mendapatkan peluang untuk melanjutkan sekolahnya jika ia berada di bangku SMA ke bawah.
- Proses memperoleh jodoh bisa terbilang sulit, karena jejak masalalu dan stigma masyarakat menghantui kaum adam yang kenal meminangnya;
- Ekonomi/pendapatan akan dipaksa oleh keadaan, Ketika sekolanya putus, akan berdampak pada sulitnya peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih mudah dan ringan, dan
- Keluarga menjadi traomatik terhadap kejadian yang memalukan bagi keluarga, dll.
Sebenarnya yang dibutuhkan itu tidak hanya kehadiran pemerintah dalam menangani kasus seperti ini. tapi secara fakta, ketika kasus sudah ditangani oleh pihak berwajib, itu sudah menandakan sebuah kegagalan dalam keamanan bagi kaum hawa (meskipun dalam tanda kutip cowok-ceweknya sama-sama mau).
Jadi yang lebih penting dari pada kehadiran polisi adalah system yang ada disekolah, perhatian para guru yang dipercaya, sistem kepengajaran guru laki-laki dipesantren dan sistem diberbagai tempat serta penegakannya atau pengaplikasiannya dari setiap sistem tersebut harus totalitas dan tepat sasaran. Selain itu pula yang lebih penting adalah kehadiran keluarga dan fungsi keluarga yang dapat menghasilkan kenyamanan terhadap anak-anak. Pengawasan dari orang tua terhadap anaknya dalam kesehariannya. Anaknya berteman dengan siapa, pergi kemana saja, cek handphone yang sangat rawan berisi konten-kontek negatif yang bisa dishare oleh teman grup wa-nya dan lain sebagainya.
Kenapa hal ini penting dibicarakan, karena supaya timbul rasa kewaspadaan dan kehati-hatian dalam diri setiap interpersonal. Selain itu juga, supaya tidak menciptakan kasus yang sama baik di keluarga yang sama maupun dikeluarga yang berbeda, dilingkungan yang sama maupun lingkungan lainnya. Tujuan akhir adalah demi kebaikan bersama didunia dan terjamin selamat di akhirat.
One thought on “Merebaknya Kasus Kekerasan Seksual, Kenapa?”