Tuhan dan Ampunan-Nya kepada Seorang Pelacur
Allah itu Maha Pengampun terhadap siapa saja yang datang kepada-Nya dengan niat yang tulus bertaubat. Ampunannya tidak terbatas oleh tempat dan waktu, oleh besar kecilnya dosa dan tidak terbatas oleh apapun. Karena Allah Innallaha Ghofurun Rohimun (sesungguhnya Allah itu maha pengampun lagi maha Penyayang). Kisah atas diampunkannya para pelaku dosa telah disiratkan dalam kitab-kitab klasik. Itu mengabarkan bahwa seberapapun banyak dosa setiap manusia yang telah diperbuat, asalkan iya mau bertaubat, Allah akan selalu menerima taubatnya. Karena Innahu Huwat tawwaburrahimu (sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha penyayang). Sudah menerima taubat, juga penyayang. Sungguh tidak ada Tuhan yang sebaik Allah di muka bumi ini. Termasuk Tuhan-tuhan yang mereka (non-muslim) sembah.
Seperti yang Engkau siratkan dalam kitab suci-Mu, bahwa setiap dosa pasti ada taubatnya, jikalau seorang hamba tersebut bertaubat dengan taubatan nasuha. Tidak ada besarnya dosa yang melebihi ampunan-Mu. Begitu pula tidak ada kecilnya dosa, yang jika dibiarkan akan merambat kemana-mana. Tidak ada yang boleh dilengahkan, apalagi diabaikan hingga hal kecil dianggap remeh temeh. Dosa yang besar bisa jadi kecil bahkan tiada, terampuni. Dosa kecil bisa menjadi besar menggunung bila sikap remeh sebagai cara menanggapi.
Syahdan, kau menceritakan kisah hamba-Mu yang hina kemudian dimuliakan karena taubatnya. Seorang perempuan yang setiap hari memperlihatkan tubuh indahnya, untuk menggoda setiap lelaki yang lewat dan menyetubuhi, kemudian menerima bayaran. Sungguh zaman lalu, sekarang sudah sangat marak sekali. Ada banyak orang sekarang menjadi mantan psk, sedang menjadi pelacur dan ada yang masih calon menghinakan kehormatannya sendiri dengan menjual sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya dengan sangat murah. Setiap hari rumah itu terbuka, tubuh yang indah menggoda. Sampai suatu ketika seorang yang ahli ibadah melewati rumah tersebut. Seperti pejalan kaki yang lain, iya tergoda dan bingung apakah mau melanjutkan masuk ke dalam rumah atau pulang. Tapi nafsunya telah mengalahkan pemuda ahli ibadah tersebut. Ia masuk, wanita itu sudah terlentang, dengan segala surga duniannya yang dia serah pasrahkan. Lelaki itu mulai tergoda, membuka sebagian pakaiannya, nafsu yang menggebu itu, menghilangkan akal sehatnya dana Tuhan telah lenyap dari hatinya.
Baca Juga : Jawaban Imam Abul Hasan Al-Asy’ari Ketika Dihujat Karena Berbaur Dengan Ahlul Bid’ah
Namun seketika warna wajah kusam, ketakutan dan beranjak dari atas kasur tersebut. Ia bergegas memasang pakaiannya. Perempuan itu keheranan. Bertanya-tanya kenapa dan kenapa. Bukankah ini yang diinginkan oleh semua laki-laki, surga dunia. Apakah kamu tidak pernah melakukan hal semacam ini? Iya aku tidak pernah melakukan hal semacam ini. Obrolanpun berlangsung kilat. Lelaki itu lari dan pergi ketakutan karena iya takut kepada Allah. Sedangkan perempuan itu masih saja keheranan. Hatinya mulai tersambar rasa malu dan sedikit berpikir menuju sadar. Pikirannya wanita itu kacau, lelaki itu, belum pernah melakukan perzinahan, tapi rasa takut dan penyesalannya seperti itu, apalagi aku yang setiap hari sebagai pelacur. Hatinya bergumam terus menerus hingga sampai pada suatu keadaan ia sadar dan bertaubat. Pintu tertutup rapat, baju sudah terpakai tak membuka aurat. Perempuan itu menjadi wanita yang beruntung dengan ending kisah hidup mendapatkan hidayah karena lelaki yang taat beribadah kepada Allah mendatanginya.
Sungguh siapa yang tau, takdir baik dan buruk itu ketetapannya hanya milik-Mu. Kami apalah daya sebagai manusia yang menginginkan kebaikan kadang keadaan memaksa melakukan kemurkaan-Mu. Dosa yang berlipat ganda, perzinahan, menenggelamkan keremajaan seseorang, merusak keluarga orang lain. Namun Tuhan punya keputusan dengan caranya sendiri. Siapa mengira, seorang pelacur berubah menjadi seorang yang taat kepada Allah menyesali semua perbuatannya. Kasih sayang Allah tiada tara. Siapa yang menandingi kebesarannya. Tidak ada Tuhan yang pantas di sembah kecuali Allah semata.
Sebesar apapun dosa manusia, tetaplah ucapkan istighfar dengan rasa tawadhu’ khusu’ syahdu, malu sambil berharap dan yakin Tuhan menerima taubatnya. Tuhan bukan manusia yang memiliki pendendam meskipun ucapan maaf telah dilancarkan. Tapi Allah adalah Tuhan yang wajib disembah, ampunannya sebesar tak terhingga, maafnya tiada tara dan kasihnya tidak memandang siapa. Apalagi orang yang pendosa, pelacur, pezinah, pemaksiat lainnya saja diampuni, diberikan kesempatan bertaubat, nikmat masih saja akurat melekat, apalagi hamba yang memang taat, takut kepada Allah Swt.
Karena itu seperti apapun dosa yang pernah ia perbuat, kembalilah kepada Allah. Allah akan menerima dengan senang hati. Tidak perlu bertanya ‘apakah Allah akan merima taubatku. Cukup yakin saja, bahwa Allah dengan sifat ghoffar, ghofur dan afwu-nya pasti Ia akan mengampuni dan merahmati dari pada yang manusia sebelumnya kira. Cukup kembali, maka hamba akan diberikan kenikmatan yang tidak ia duga. Terima kasih Tuhan.
2 thoughts on “Tuhan dan Ampunan-Nya kepada Seorang Pelacur”